Saturday, January 29, 2011

sayang

knapa hati mudah jatuh sayang
kenapa bibir cepat menguntum perkataan  syg???
aku tak tahu
tpi dlm ati ada taman

aku gembira
begini
hari2 aku lalui smakin b'mkna
korang tentu tau
korang msti pernah merasai

sayang
I <3

sayang
I miss YOU


sahabat jadi cinta

Sahabat adalah seseorang yang saling mengerti kita. Di saat kita sedih maupun senang. Sahabat akan selalu menemani dan menghibur kita saat sedih dan ingin melihat kita tersenyum lagi . tetapi ada kalanya sahabat jadi cinta yang mungkin kita juga pernah mengalami ini.
Sebuah puisi dariku untuk seorang sahabat yang saling mencitai atau sahabat jadi cinta..
Kamu pergi karena terluka…
Hatimu hancur, Jiwamu hilang…
Hilang di telan kerinduan…
Adakah celah untukku?...
Untuk menghibur hatimu…
Aku pengen melihat senyumu…
Tinggalah dalam bingkai hatiku sebagai teman seperjalanan…
Luka menjadi jembatan yang kian dekat hatimu denganku…
Ku hadirkan bingkai jiwaku dan ku biarkan nama kita tertulis disana…
Menghapus jarak dan kesakitan bersama…
Kutemukan damai disisimu dan kau temukan kesetiaan cinta bersamaku…

Pengenalan Nur ( cahaya )

Nur atau cahaya itu ialah sesuatu yang menyebabkan kita nampak dengan jelas akan sesuatu. Baik dengan mata kepala kita atau mata hati. Ia adalah perlu untuk kehidupan manusia terutama dalam kehidupan yang berhubung dengan agama dan penerimaan petunjuk atau hidayah daripada Allah s.w.t. Firman Allah :

" Allah ( pemberi ) cahaya ( kepada ) langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya adalah seperti sebuah lubang besar yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang ( yang bercahaya ) seperti mutiara yang dinyalakan dari pohon yang banyak berkahnya, ( yaitu ) pohon zaitun yang tidak tumbuh di sebelah Timur ( sesuatu ) dan tidak ( pula ) tumbuh di sebelah Barat. Yang minyaknya ( saja ) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak di sentuh api. Cahaya di atas cahaya ( berlapis-lapis ), Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang dikehendaki dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu." ( Surah An Nur Ayat 35 )

Nur terbagi kepada dua,yaitu:

1. Nur Lahir (Hissi) yaitu cahaya menolong kita melihat sesuatu dengan mata kepala kita seperti cahaya sinaran matahari yang memberi kita cahaya terang dikala siang.

2. Nur Batin (Ma’nawi) yaitu cahaya monologi kita melihat dengan mata hati terhadap sesuatu yang ghaib atau memahami sesuatu hakikat atau pengertian.

Nur Batin ini terbagi pula kepada 8 jenis, yaitu:

a. Nur Al-Iman : Cahaya keimanan iaiti cahaya sejati yang dapat menembusi segala kegelapan dimana akan ternyata keagungan dan keesaan Allah s.w.t menyinari hati insan.

b. Nur Al-Qalb : Cahaya hati yaitu cahaya yang wujud dengan sempurna dengan memperoleh sinaran cahaya daripada nur Al-Iman.

c. Nur Ar-Ruh : Cahaya Ruh (jiwa) yaitu cahaya yang diperoleh dengan sebab kepatuhan yang sungguh-sungguh kepada Allah dan menyucikan pribadi dari perlakuan liar yang merugikan sehingga ruhnya dapat berhubung dengan alam malaikat.

d. Nur An-Nafs : Cahaya pribadi yang wujud dengan sempurna berikutan dengan memperoleh sinaran dari pada Nur Ar-Ruh.

e. Nur As-Sirr : Cahaya rahasia yang diperoleh dengan mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan yang diikuti dengan hubungan kepada Maha Pencipta tanpa selainNya sehingga dapat menyaksikan keajaiban kebesaran Ilahi di Alam Malakut dan Alam Mulk dan Syahada.

f. Nur Al-Aql : Cahaya akal yang wujud dengan sempurna dengan memperoleh sinaran cahaya daripada Nur As-Sirr.

g. Nur Al-Qur’an : Cahaya Qur’an yang merupakan Nur Allah s.w.t. yang berhubung rapat dengan DzatNya Yang Maha Tinggi. Hakikat Nur ini adalah diserahkan kepada Allah.Cuma diketahui bahwa nur inilah yang menimbulkan Nur As-Sirr dan nur yang lain.

h. Nur Al-kasyaf; Cahaya penyingkapan yaitu Nur Al-Qur’an yang merupakan nur yang paling tinggi dan memberi kesan yang istimewa. Nur ini dapat menggilapkan cermin hati para insan dengan membaca ayat-ayat suci,dzikrullah (takbir,tahmid,tasbih,taqdis dan lain-lain); juga dengan memakan makanan yang halal, berlaku ikhlas, berpuasa meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Alloh SWT , sentiasa membersihkan diri dan pribadi dengan mengekalkan wudhu’ dan menjaga segala waktu untuk ketaatan dan berbakti kepada Allah s.w.t.

Allah berfirman:

"Wahai manusia,sungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari tuhanmu (nabi Muhammad dan mujizatnya); dan kami telah menurunkan kepadamu satu cahaya (Al-Qur’an) yang terang benderang." ( Surah An-Nisaa’ Ayat 174 )

Menurut golongan Sufi bahwa nur ini memungkinkan mengangkat pandangan kepada ‘Arasy dan Kursi dan menyaksikan segala nur-nur yang indah hingga terbuka segala rahasia-rahasia alam dan bermacam-macam rupa alam ghaib

Nur inilah yang menyelubungi peribadi Nabi Muhammad s.a.w sehingga beliau dapat memandang atau mengetahui sesuatu dengan izin Allah. Dikala beliau pulang dari pengembaraan Isra’ dan mi’raj, orang-orang kafir mengerumuni beliau bagi menguji kebenaran pelajarannya.

Mereka menanyakan sifat-sifat masjid Al-Aqsa dengan detail;tetapi pertanyaan itu dapat dijawab oleh nabi dengan tepat sehingga segolongan manusia merasa heran dan kagum lalu mempercayai kebenaran nabi s.a.w.

Nur inilah yang membukakan pandangan kepada Khalifah Umar b.Al-Khattaab yang berada di kota Madinah dapat melihat daerah Nahawand dan melihat panglima dan tentara-tentara Islam yang sedang berjuang menyerang tentara-tentara Persi dibawah raja Yazdajird III dimana beliau mengeluarkan perintah menggempur musuh dengan hebat.

Suara umar didengar pula oleh panglima Hudzaifah Al-Yaman sehingga beliau berjaya menumpaskan mereka.

Pada suatu masa ditanyakan Rasulullah s.a.w. dengan pertanyaan: "Apakah Nur itu?"

Beliau menjawab: "Apabila nur itu memasuki hati maka lega dan lapanglah hati itu."

Kemudian ditanyakan lagi: "Bagaimanakah tandanya?"

Sabdanya: "Hati itu tidak lupakan perkembaliannya ke Darul Khuld (negeri Akhirat) Dia tidaklah bermasyghul (terlena) dengan keduniaan karena dunia ini adalah tempat permainan (dan Percobaan).Hati itu selalu mengingati kematian sebelum tibanya kematian itu."

Abdullah b. Mas’ud pernah berkata: "Ilmu itu diperoleh bukanlah karena semata-mata banyak riwayat (sumber biasa), tetapi dia hanya diperoleh dengan nur yang disampaikan Allah ke dalam hati seseorang.

Firman Allah :

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk."( Surah al-Qashash Ayat 56 )

cANtiK nYA sEoRAng muSLimAH

awalnya aku tidak percaya diri,
dengan pakaian yang tertutup rapi,
kawan-kawan berkata aku tidak trendy,
tapi abi berkata aku cantik begitupun umi..

wahai kawan yang bermimpi sanjungan,
cantik bukan bererti buka-bukaan,
cantik bukan bererti selalu berdandan,
dan cantik bukan bererti seorang pujaan..


ku ulurkan jilbabku hingga terasa damai hatiku,
ku longgarkan pakaianku hingga tertutup bentuk tubuhku,
ku lakukan semua itu demi cinta untuk Rabbi-ku,
dan ku berbisik dalam hati, semoga engkau bahagia melihatku..


andai semua orang memahami,
cantik lahir bukanlah ukuran,
tapi cantik hati memikat semua orang,
dan yang utama berbudi pekerti,
seperti yang Rasul contohkan...

Memilih Teman, Memilih Masa Depan

"Berkawan seorang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, jauh lebih baik daripada dengan berkawan seorang 'alim yang selalu memperturutkan hawa nafsunya." (Ibnu Atha'illah)
Memilih teman sama artinya dengan memilih masa depan. Memilih teman sama artinya dengan memilih perilaku. Memilih teman sama artinya dengan memilih kualitas ilmu. Maka, siapa pun yang ingin masa depannya cerah, perilakunya menawan hati, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus sangat pandai memilih teman.
Kita akan sulit berkembang bila sehari-hari kita bergaul dengan orang-orang malas. Kita pun akan sulit meraih kemuliaan akhlak, bila sehari-hari kita bergaul dengan orang yang buruk akhlaknya. Maka, tinggi rendahnya kualitas seorang manusia sangat dipengaruhi oleh kualitas orang yang menjadi temannya.

Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang itu adalah menurut agama sahabat (karib)nya. Karena itu, ada baiknya seseorang dari kamu meneliti dulu siapa yang akan dijadikan sahabatnya" (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).
Orang seperti apa yang layak kita jadikan teman dekat? Yang pertama dan utama adalah orang yang baik akhlaknya dan mampu mengendalikan hawa nafsunya. Bahkan, Imam Ibnu Atha'illah dalam kitab Hikam mengatakan, "Berteman seorang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, jauh lebih baik daripada dengan berkawan seorang 'alim yang selalu memperturutkan nafsunya". Mengapa? Orang berilmu tapi memperturutkan hawa nafsu, biasanya akan membenarkan kemaksiatan yang dilakukannya dengan dalil-dalil Alquran dan hadis. Dikhawatirkan, lambat laun kita pun akan membenarkan kemaksiatan tersebut hanya karena bersandar pada dalil-dalil.

Saudaraku, bahaya terbesar dalam hidup adalah diperbudak nafsu. Tidak ada artinya limpahan harta, tinggi jabatan, banyaknya pengikut, tampannya rupa, atau luasnya ilmu, bila kita diperbudak nafsu. Saat diperbudak nafsu, semua yang kita miliki akan digunakan untuk memuaskan nafsu tersebut.

Ada baiknya kita berpikir sejenak, lihat siapa teman-teman dekat kita. Boleh jadi, kualitas diri kita tidak pernah mengalami perubahan karena salah memilih teman. Kita berteman akrab dengan orang-orang yang kualitasnya di bawah kita. Akibatnya, kita merasa paling saleh, paling pintar, dan paling hebat di antara teman-teman kita. Bila demikian, kita tertipu oleh kepintaran semua. Ketika kita salah melihat diri, kita pun akan salah dalam melangkah.

Idealnya kita berteman dengan orang-orang yang kualitasnya jauh lebih baik, sehingga kita tidak merasa paling pintar dan paling saleh. Justeru kita akan merasa paling kurang. Saat berteman dengan orang-orang yang berkualitas, biasanya kita akan terangsang dan termotivasi untuk belajar dan mengejar ketertinggalan. Karena itu ada yang mengatakan, kalau kita ingin menjadi ulama maka bergaulah dengan ulama; ingin menjadi pedagang, maka bergaullah dengan para pedagang; ingin menjadi seniman, maka bergaulah dengan seniman.

Saudaraku, setiap hari masalah yang kita hadapi akan semakin berat dan kompleks. Kita akan terpuruk bila banyaknya masalah tidak diimbangi dengan peningkatan kemampuan diri untuk menyelesaikannya. Maka, rugi bila dalam sehari kita tidak bertemu dengan orang yang lebih baik dari kita. Rugi karena kita tidak mendapat ilmu, wawasan, dan semangat baru. Dan celaka bila kita menjauh dan memusuhi orang-orang yang lebih baik dari kita. Wallahu a'lam

<span>( KH Abdullah Gymnastiar )</span>
<span> </span>